SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG

Rabu, 11 Juni 2014

Keraton Kacirebonan_Cirebon, Jawa Barat. Indonesia



Bangunan Keraton Kacirebonan berada di Jl. Pulosaren No. 48 ini, mempunyai ukuran relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman mungkin lebih pantas disebut dengan Puri Kacirebonan. Secara administratif Puri Kacirebonan berada di Kampung Pulosaren, Kelurahan Pulosaren, Kecamatan Pekalipan. Lokasi keraton yang berada pada pedataran rendah di tengah pemukiman penduduk ini berada pada koordinat 06º 43' 488" Lintang Selatan dan 108º 33' 921" Bujur Timur. 
Lahan kompleks puri luasnya ± 46.500 m2. Bangunan Puri Kacirebonan berdenah empat persegi panjang memanjang arah utara – selatan, menghadap ke utara. Luas keseluruhan bangunan keraton termuda di Cirebon ini sekitar 38.787 m2., yang terdiri dari bangunan Induk, Paseban, Langgar, Gedong Ijo, Pringgowati dan Kaputren.

a) Bangunan Induk
Bangunan induk merupakan bangunan inti dan sebagai tempat tinggal sehari-hari sultan beserta keluarganya. Bangunan ini terdiri dari beberapa ruangan antara lain ruang tidur, ruang kerja sultan, pecira, kamar jimat, prabayasa, dapur dan teras (berfungsi sebagai ruang tunggu bila prajurit rendahan ingin menghadap Sultan).

b) Paseban
Bangunan Paseban ada dua, yaitu di barat dan timur, berdenah persegi panjang. Paseban barat menghadap timur ditompang oleh 8 buah tiang dan 4 sokoguru dan merupakan bangunan semi terbuka. Dinding sisi barat dan timur dipagari dengan tembok rendah, atapnya berbentuk joglo dengan penutup genteng. 

c) Langgar
Langgar ini terletak di sebelah barat bangunan induk. Antara langgar dan paseban dipisahkan oleh tembok namun ada pintu penghubung di sisi barat tembok. Pelataran keraton ke arah selatan pada pagar tembok terdapat gapura koriagung beratap joglo, yaitu pintu agung utama.

d) Gedong Ijo
Gedong Ijo menghadap ke timur dan berdenah persegi panjang. Ruang dalam dibagi tiga, yaitu ruang utara dan ruang selatan yang ditempati oleh keluarga sultan sedangkan ruang tengah kosong. 

e) Pringgowati, 
Ruang tengah yang dinamai Pringgowati dimana terdapat benda-benda kebesaran keraton, berfungsi sebagi tempat istirahat sultan. Di sebelahnya terdapat ruang pinangeran, yang digunakan sebagai tempat tinggal kerabat sultan dan tempat penyimpanan alat-alat perayaan Muludan.

f) Kaputran dan Kaputren
Tempat peristirahatan putra dan putri Sultan.

Keraton Kacirebonan didirikan pada tahun 1808 M oleh Pangeran Anom di tanah seluas 45.500 m2. pembanguan Keraton Kacirebonan dilatarbelakangi oleh penggantian Sultan Anom IV (Sultan Anom Muhamad Khaerudin) yang wafat pada tahun 1802 M, yang secara erat mestinya digantikan oleh anak laki-laki atau anak tertua. Akan tetapi, karena Sultan Anom IV memiliki anak laki-laki kembar maka pada tahun 1807 Gubernur Jendral Daendels memutuskan bahwa keduanya mendapat gelar sultan. Pangeran Raja Kanoman, salah seorang anak kembar itu, ditetapkan sebagai Sultan Kacirebonan sampai akhir hayatnya. Namun, keturunan Sultan Kacirebonan ini tidak dapat melanjutkan kedudukan sebagai sultan, cukup dengan pangeran saja. Jadi, yang diangkat sebagai pegawai pemerintah kolonial Belanda hanya Pangeran Raja Kanoman pribadi. Selain itu Puri Kacirebonan pun tidak memiliki daerah kekuasaan. Untuk putera Sultan Anom IV yang satu lagi, yaitu Pangeran Abusaleh Imamuddin oleh Daendels ditetapkan sebagai Sultan Anom V, dan keturunannya dapat menggunakan gelar sultan, dan menjadi pegawai pemerintah kolonial Belanda, ketika Inggris mengambil kekuasaan Belanda di Pulau Jawa, keputusan Daendels ini tidak diubah lagi. Sejak tahun 1997 Keraton Kacirebonan dipimpin oleh P.R. Abdul Gani Natadiningrat.

Pembanguan Puri Kacirbonan dilakukan secara bertahap. Pada tahun 1808, Raja Kanoman hanya mendirikan bangunan induk, Paseban dan langgar. Pada tahun 1875 Pangeran Dendawijaya yang bergelar Raja Madenda membangun Gedong Ijo, sedangkan Pringgowati dibangun pada masa Pangeran Partaningrat Madenda III yang memimpin keraton ini pada tahun 1915-1931.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar