Transmisi memegang peran penting terhadap baiks-tidaknya kondisi mobil. Seistimewa apapun kondisi mesin, jika transmisinya bermasalah maka mobil tak akan enak dikendarai. Anda pun akhirnya harus mengeluarkan kocek lebih dalam untuk memperbaiki transmisi.
Dalam keadaan yang sangat buruk, kerusakan bahkan menuntut penggantian unit transmisi dan di beberapa mobil Eropa itu bisa relatif mahal.
Untuk menghindarinya Anda harus memberi perhatian ekstra pada kesehatan transmisi di mobil bekas incaran. Tentu agar tak menyesa di kemudian hari.
Beda Cara Trasnmisi Matik dan Manual
Secara umum, transmisi terbagi dalam 2 jenis, otomatis dan manual. Keduanya memiliki cara kerja berbeda dan dalam kasus ini berbeda pula cara pemeriksaannya.
Untuk transmisi manual, tes statis dimulai dengan melihat kondisi keausan plat kopling. Caranya, tarik rem tangan dan masukkan ke gigi 2. Lepas pedal kopling sembari melepas rem dan menginjak pedal gas secara bersamaan. Set putaran mesin pada 2.000 rpm.
Langkah ini memang sedikit tricky namun perlu dilakukan. Jika mesin langsung mati, maka kopling masih dalam kondisi baik. Tapi jika masih menyala, menandakan kopling sudah mulai aus.
Cara lain adalah dengan melihat langsung di bagian bawah mobil. Lihat ke bagian girboks apakah ada rembesan oli. Jika iya maka pertanda ada kebocoran seal girboks.
Dalam keadaan yang sangat buruk, kerusakan bahkan menuntut penggantian unit transmisi dan di beberapa mobil Eropa itu bisa relatif mahal.
Untuk menghindarinya Anda harus memberi perhatian ekstra pada kesehatan transmisi di mobil bekas incaran. Tentu agar tak menyesa di kemudian hari.
Beda Cara Trasnmisi Matik dan Manual
Secara umum, transmisi terbagi dalam 2 jenis, otomatis dan manual. Keduanya memiliki cara kerja berbeda dan dalam kasus ini berbeda pula cara pemeriksaannya.
Untuk transmisi manual, tes statis dimulai dengan melihat kondisi keausan plat kopling. Caranya, tarik rem tangan dan masukkan ke gigi 2. Lepas pedal kopling sembari melepas rem dan menginjak pedal gas secara bersamaan. Set putaran mesin pada 2.000 rpm.
Langkah ini memang sedikit tricky namun perlu dilakukan. Jika mesin langsung mati, maka kopling masih dalam kondisi baik. Tapi jika masih menyala, menandakan kopling sudah mulai aus.
Cara lain adalah dengan melihat langsung di bagian bawah mobil. Lihat ke bagian girboks apakah ada rembesan oli. Jika iya maka pertanda ada kebocoran seal girboks.
Terakhir adalah tes jalan. Minta kepada penjual untuk mencoba mobil di jalan. Lajukan mobil pada kecepatan normal lalu meningkatkan kecepatan. Jika putaran mesin naik dan mesin meraung tanpa dibarengi laju mobil yang sesuai, bisa dipastikan plat kopling sudah aus.
Perhatikan pula perpindahan gigi, apakah mudah atau sulit dilakukan. Yang baik kondisinya tentu proses shifting mudah dan akurat. Tapi jika susah dan berat, berarti kondisi oli girboks sudah buruk, kotor atau kurang. Atau sebaliknya tuas transmisi digerakkan seperti tanpa tahanan, berarti synchromesh yang berfungsi memperhalus perpindahan gigi pada transmisi manual sudah aus.
Transmisi Otomatis
Mirip dengan transmisi manual, pengecekan dilakukan dalam keadaan statis maupun berjalan. Langkah pertama adalah buka kap mesin dan cari dipstick oli transmisi. Tak semua mobil menempatkan dipstick tersebut di kompartemen mesin. Namun seharusnya tetap berada di area yang mudah dijangkau.
Lihatlah kondisi oli transmisi. Perhatikan kualitas maupun kuantitasnya. Kualitas ditandai dari oli yang masih berwarna merah. Jika sudah kotor bahkan sampai menghitam artinya oli sudah harus diganti.
Begitu juga dengan kuantitasnya. Oli harus berada setidaknya di level minimum. Jika kurang dari itu dan sudah berlangsung dalam waktu lama maka patut diwaspadai. Ini indikasi bahwa sang pemilik tidak memperhatikan perawatan transmisi. Itu sama artinya dengan masalah laten yang siap menghadang.
Masih di cara statis, kali ini nyalakan mesin dan masukkan tuas ke “N”. Lalu pindahkan ke “D” atau “R”. “Transmisi yang sehat akan merespons dalam waktu singkat. Seharusnya tidak lebih dari 5 detik untuk mobil bereaksi dari diam hingga bergerak,” jelas Novi Feryanto, Kepala Bengkel Tunas Toyota Dewi Sartika.
Lihat juga entakannya. Semakin lembut tentu semakin baik. Untuk jenis CVT, malah tidak ada entakan sama sekali jika girboksnya sehat. Jika perpindahannya kasar, maka masalah muncul entah dari oli, kopling atau sistem hidrauliknya.
Perhatikan pula perpindahan gigi, apakah mudah atau sulit dilakukan. Yang baik kondisinya tentu proses shifting mudah dan akurat. Tapi jika susah dan berat, berarti kondisi oli girboks sudah buruk, kotor atau kurang. Atau sebaliknya tuas transmisi digerakkan seperti tanpa tahanan, berarti synchromesh yang berfungsi memperhalus perpindahan gigi pada transmisi manual sudah aus.
Transmisi Otomatis
Mirip dengan transmisi manual, pengecekan dilakukan dalam keadaan statis maupun berjalan. Langkah pertama adalah buka kap mesin dan cari dipstick oli transmisi. Tak semua mobil menempatkan dipstick tersebut di kompartemen mesin. Namun seharusnya tetap berada di area yang mudah dijangkau.
Lihatlah kondisi oli transmisi. Perhatikan kualitas maupun kuantitasnya. Kualitas ditandai dari oli yang masih berwarna merah. Jika sudah kotor bahkan sampai menghitam artinya oli sudah harus diganti.
Begitu juga dengan kuantitasnya. Oli harus berada setidaknya di level minimum. Jika kurang dari itu dan sudah berlangsung dalam waktu lama maka patut diwaspadai. Ini indikasi bahwa sang pemilik tidak memperhatikan perawatan transmisi. Itu sama artinya dengan masalah laten yang siap menghadang.
Masih di cara statis, kali ini nyalakan mesin dan masukkan tuas ke “N”. Lalu pindahkan ke “D” atau “R”. “Transmisi yang sehat akan merespons dalam waktu singkat. Seharusnya tidak lebih dari 5 detik untuk mobil bereaksi dari diam hingga bergerak,” jelas Novi Feryanto, Kepala Bengkel Tunas Toyota Dewi Sartika.
Lihat juga entakannya. Semakin lembut tentu semakin baik. Untuk jenis CVT, malah tidak ada entakan sama sekali jika girboksnya sehat. Jika perpindahannya kasar, maka masalah muncul entah dari oli, kopling atau sistem hidrauliknya.
Patokan Odometer
Untuk keberlangsungan kondisi transmisi, lakukan penggantian oli transmisi setelah mobil dipinang. Tak sulit, gunakan patokan angka odometer untuk panduan mengganti oli.
Untuk mobil-mobil terbitan 2007 atau lebih muda, pergantian oli transmisi manual dilakukan pada kelipatan 40 ribu km. Bisa 20 ribu km jika mobil sering melewati jalan berdebu atau macet. Sementara mobil di bawah 2007, penggantian oli dilakukan setiap 20 ribu km. Namun itu tergantung kondisi jalan, lebih buruk kondisinya lebih cepat juga penggantiannya.
Mobil matik juga begitu. Untuk mobil tahun 95 ke bawah, umumnya oli transmisi dilakukan setiap 20 ribu km. Lalu untuk generasi 2000 ke atas, interval penggantian pada 80 ribu km. Sedangkan 2005 ke atas bisa lebih lama yaitu setiap 100 ribu km. Tapi sekali lagi, itu merupakan kondisi ideal. Artinya jika kerap melewati jalan berdebu atau macet, interval penggantian oli ini perlu dipersingkat agar kondisi transmisi tetap terjaga.
Untuk keberlangsungan kondisi transmisi, lakukan penggantian oli transmisi setelah mobil dipinang. Tak sulit, gunakan patokan angka odometer untuk panduan mengganti oli.
Untuk mobil-mobil terbitan 2007 atau lebih muda, pergantian oli transmisi manual dilakukan pada kelipatan 40 ribu km. Bisa 20 ribu km jika mobil sering melewati jalan berdebu atau macet. Sementara mobil di bawah 2007, penggantian oli dilakukan setiap 20 ribu km. Namun itu tergantung kondisi jalan, lebih buruk kondisinya lebih cepat juga penggantiannya.
Mobil matik juga begitu. Untuk mobil tahun 95 ke bawah, umumnya oli transmisi dilakukan setiap 20 ribu km. Lalu untuk generasi 2000 ke atas, interval penggantian pada 80 ribu km. Sedangkan 2005 ke atas bisa lebih lama yaitu setiap 100 ribu km. Tapi sekali lagi, itu merupakan kondisi ideal. Artinya jika kerap melewati jalan berdebu atau macet, interval penggantian oli ini perlu dipersingkat agar kondisi transmisi tetap terjaga.
Jika bisa melihat kolong mobil, cek apakah ada rembesan oli di transmisi | lakukan tes jalan untuk merasakan kinerja girboks |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar