Barack Obama. buzzbox.com
Presiden Amerika Serikat Barack Obama kemarin mengatakan Negeri Adikuasa itu siap untuk mengambil tindakan militer dengan target yang tepat terhadap gerilyawan kini sedang memerangi pemerintahan Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki.
"Ke depan, kita akan siap untuk mengambil sasaran dan tindakan militer yang tepat jika dan ketika kita menentukan bahwa situasi di lapangan memerlukan itu," kata Obama di Gedung Putih setelah bertemu anggota senior tim keamanan nasionalnya, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Jumat (20/6).
Obama juga mengatakan Amerika siap mengirim hingga 300 penasihat militer untuk mempelajari bagaimana cara buat melatih dan memperlengkapi pasukan Irak dan telah meningkatkan pengawasan serta kemampuan intelijen dalam negeri.
"Kami siap untuk mengirim sejumlah kecil penasihat militer tambahan Amerika, hingga 300 orang, untuk menilai bagaimana kita dapat melatih dengan baik, memberi saran dan mendukung pasukan keamanan Irak ke depannya," ucap Obama.
Presiden kulit hitam pertama Amerika itu mengatakan ini merupakan investasi yang baik bagi Washington untuk campur tangan di Irak dalam mencegah para pejuang Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) membangun basis di sana yang akhirnya bisa menimbulkan ancaman bagi Barat.
Tapi Obama berulang kali menegaskan pasukan Amerika tidak akan kembali ke pertempuran secara langsung di Irak, dua setengah tahun setelah tentara terakhir Amerika pulang dari perang.
Dia mengatakan Amerika tengah membentuk pusat operasi bersama di Baghdad dan Irak utara, demikian laporan kantor berita Associated Press.
Obana mengungkapkan bahwa Amerika telah meningkatkan intelijen, pengawasan dan pengintaian operasinya di Irak untuk lebih memahami ancaman terhadap Baghdad.
Para pejabat Negeri Paman Sam itu sebelumnya mengatakan Angkatan Udara Amerika telah mulai menerbangkan pesawat tempur F-18 pada misi di Irak untuk melakukan pengawasan terhadap para pemberontak.
Ketika ditanya tentang masa depan Perdana Menteri Nuri al-Maliki, Obama mengatakan hal itu bukan masalah Amerika untuk "menentukan" pemimpin Irak.
"Syiah, Sunni, Kurdi, semua warga Irak harus memiliki keyakinan bahwa mereka dapat mendahulukan kepentingan dan aspirasi mereka melalui proses politik bukan melalui kekerasan," kata Obama.
"Sudah jelas, meskipun, memang hanya pemimpin yang dapat memerintah dengan agenda yang luas yang akan dapat benar-benar membawa rakyat Irak bersama-sama dan membantu mereka melewati krisis ini," ujar dia.
Obama memperingatkan dia tidak akan mengotorisasi operasi politik yang dirancang untuk mempromosikan salah satu sekte di Irak atas yang lain.
Dia mengatakan bahwa dirinya akan mengirim Menteri Luar Negeri John Kerry ke Eropa dan Timur Tengah akhir pekan ini untuk berkonsultasi dengan sekutu Amerika pada langkah-langkah berikutnya ke depan terkait krisis Irak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar