Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai potensi komoditas Kawasan Timur Indonesia masih perlu dikembangkan lebih jauh. Pengolahan sumber daya alam (SDA) yang melimpah diharapkan dapat mengembangkan ekonomi yang kuat dan mandiri di masa depan.
Oleh karenanya, salah satu jalan menuju ke sana adalah dengan mengubah ekonomi berpola ekspor komoditas menjadi berpola pengolahan komoditas. “Indonesia harus berfokus pada pengolahan sumber daya alam yang dapat menghasilkan nilai tambah, tidak semata mengembangankan basis ekpor mentah,” kata Ketua Umum Kadin Indonesia, Suryo Bambang Sulisto, di Jakarta, Senin (16/6).
Menurut dia, ke depan Indonesia perlu mengembangkan ekonomi berorientasi produksi agar dapat menekan impor barang-barang konsumsi dan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Di sisi lain, untuk memperkuat industri masih terkendala oleh barang modal dan bahan penolong yang harus diimpor. Barang produk dalam negeri yang ada juga masih terlalu mahal karena biaya produksi yang tinggi. “Industri kita harus menanggung biaya logistik tidak kurang dari 30 persen dari biaya produksi karena infrastruktur yang kurang baik. Pelaku usaha juga menghadapi kelangkaan energi untuk industri, serta kelangkaan bahan baku industri pangan,” kata Suryo.
Pemerintah, lanjut dia, perlu segera melakukan transformasi terhadap struktur perekonomian dengan menetapkan prioritas-prioritas. Beberapa prioritas yang mendesak untuk dilakukan adalah percepatan pembangunan infrastruktur dan pengolahan sumber daya alam serta memperluas pelayanan keuangan dan pelayanan teknologi terhadap UMKM.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Koordinator Wilayah Timur, Annar menghimbau pemerintah untuk mempercepat implementasi road map tentang industri pengolahan sumber daya alam. “Untuk mengurangi gap pembangunan antar kawasan, road map industri pengolahan sumber daya alam di Kawasan Timur Indonesia harus dipercepat,” kata dia di sela-sela Rapat Koordinasi Nasional Kadin Wilayah Timur di Kendari (16/6).
Kadin mencatat, dalam road map tersebut disebutkan akan dibangun 12 klaster industri pertanian dan perkebunan yang akan mengolah minyak kelapa sawit, karet dan produk karet, kakao, kepala, kopi, gula, tembakau, buah, susu, kayu dan kertas. Selain itu juga dibangun lima klaster industri kecil dan menengah yang menghasilkan produk berbasis sumber daya alam, antara lain garam, kerajinan, minyak atsiri, makanan ringan dan perhiasan. Termasuk pula industri dasar berbasis sumber daya alam yang akan dibangun adalah pengolahan mineral, keramik, petrokimia dan semen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar