SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG

Sabtu, 21 Juni 2014

Tiga warga Inggris muncul dalam video perekrutan militan ISIS


Tiga warga Inggris muncul dalam video perekrutan militan ISISTiga jihadis asal Inggris muncul dalam video perekrutan militan ISIS. dailymail.co.uk

Sebuah video perekrutan dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah muncul di dunia maya menunjukkan tiga orang mengaku sebagai warga Inggris mendesak warga Barat untuk bergabung dengan kelompok jihad mereka di Irak, di mana Perdana Menteri Nuri al-Maliki sedang menghadapi pemberontakan yang berkembang dipimpin oleh kelompok militan.
"Apakah Anda bersedia untuk mengorbankan pekerjaan penimbun lemak yang Anda sudah miliki, mobil besar yang Anda sudah dapat, keluarga yang Anda miliki? Apakah Anda bersedia mengorbankan ini demi Allah?" kata Abu Bara 'al-Hindi, salah satu dari beberapa penutur bahasa Inggris, bertanya dalam video berjudul 'Tidak Ada Hidup Tanpa Jihad', seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Sabtu (21/6).
"Kepada semua saudara-saudara saya yang tinggal di Barat, saya tahu bagaimana perasaan Anda ketika saya tinggal di sana. Dalam hati Anda merasa tertekan. Obat untuk depresi adalah jihad, kepada semua saudara-saudara saya, marilah berjihad dan merasakan rasa hormat yang kita rasakan, mari merasakan kebahagiaan yang kita rasakan," ujar Al-Hindi.
Al-Hindi adalah salah satu dari tiga pria dalam video itu dengan aksen khas Inggris. Keterangan video menyatakan kewarganegaraan pria itu. Dua orang dari antaranya diduga dari Australia.
Dalam video perekrutan itu para militan terlihat dengan senjata dikelilingi oleh tanaman hijau di saat mereka menyerukan agar umat Islam bergabung dengan perjuangan mereka.
Seorang pria lainnya dalam video itu yang diidentifikasi sebagai Abu Muthana al-Yaman mengatakan orang-orang bersiap-siap untuk bertempur di Irak.
"Kami telah berpartisipasi dalam pertempuran di Sham (Suriah) dan kami akan pergi ke Irak dalam beberapa hari dan berjuang di sana dan kembali, dan kami bahkan akan pergi ke Yordania dan Libanon tanpa masalah," kata dia.
Al-Yaman diidentifikasi di berbagai laporan media Inggris sebagai Nasser Muthana, 20 tahun, seorang mahasiswa kedokteran dari Cardiff.
"Saya berharap saya bisa menahannya, memegang tangannya, memintanya untuk datang kembali," ujar ayah Nasser, Ahmad, kepada ITV News.
"Sebagai seorang ayah, saya memberikan pesan, tidak hanya untuk Nasser, tapi kepada semua orang yang pergi dari Inggris ke Suriah untuk berperang, tolong hentikan. kembali ke rumah," kata Ahmad.
Dalam komentarnya kepada surat kabar the Daily Telegraph kemarin, Ahmad mengatakan anaknya telah diterima di beberapa universitas untuk belajar kedokteran tapi tidak pergi. Dia mengatakan belum mendengar kabar dari anaknya sejak November lalu.
Pada Februari lalu, adiknya juga menghilang setelah dikatakan mengajukan untuk paspor kedua.
"Sejujurnya, saya tidak setuju dengan dia, tapi saya tidak tahu apa yang telah diajarkan dalam pikirannya," ucap Ahmad.
"Tentu saja saya takut dia akan terluka atau mati dalam perang, tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka adalah muslim konservatif, mereka tidak memiliki pacar, mereka tidak berbicara dengan gadis-gadis," kata dia.
ISIS telah memperoleh pijakan di Irak setelah mengamankan wilayah di bagian utara negara itu dan mengancam untuk membuat serangan ke Ibu Kota Baghdad, di mana pemerintah Irak telah mendesak Amerika untuk membantu menumpas pemberontakan.
Perdana Menteri Inggris David Cameron empat hari lalu mengatakan warga Inggris dan warga negara lain berjuang bersama para gerilyawan di Irak dan Suriah telah menimbulkan ancaman terbesar bagi keamanan nasional di Inggris Raya.
Warga Inggris berperang di Irak atau Suriah bisa dikatakan pelaku kejahatan berdasarkan undang-undang terorisme Inggris. Sekitar 400 warga Inggris diperkirakan berperang di Suriah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar