SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG

Selasa, 24 Juni 2014

Askep Asfiksia Neonatorum


 

askep asfiksia neonatorumDefinisi
Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir.
Manifestasi klinis asfiksia neonatorum:
Pada bayi baru lahir dengan asfiksia biasanya bayi tampak pucat dan kebiru-biruan, napas tidak teratur, tejadi hipoksia, Asidosis metabolik atau respiratori, Perubahan fungsi jantung, kegagalan sistem multiorgan, dan kalau sudah mengalami perdarahan di otak maka ada gejala neurologik : kejang, nistagmus, dan menangis kurang baik/ tidak menangis.

Patofisiologi asfiksia

Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O2 selama kehamilan / persalinan, akan terjadi asfiksia. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian. Kerusakan dan gangguan ini dapat reversible atau tidak tergantung dari berat badan dan lamanya asfiksia.
Asfiksia ringan yang terjadi dimulai dengan suatu periode appnoe, disertai penurunan frekuensi jantung. Selanjutnya bayi akan menunjukan usaha nafas, yang kemudian diikuti pernafasan teratur. Pada asfiksia sedang dan berat usaha nafas tidak tampak sehingga bayi berada dalam periode appnoe yang kedua, dan ditemukan pula bradikardi dan penurunan tekanan darah.
Disamping perubahan klinis juga terjadi gangguan metabolisme dan keseimbangan asam dan basa pada neonatus. Pada tingkat awal menimbulkan asidosis respiratorik, bila gangguan berlanjut terjadi metabolisme anaerob yang berupa glikolisis glikogen tubuh, sehingga glikogen tubuh pada hati dan jantung berkurang. Hilangnya glikogen yang terjadi pada kardiovaskuler menyebabkan gangguan fungsi jantung. Pada paru terjadi pengisian udara alveoli yamh tidak adekuat sehingga menyebabkan resistensi pembuluh darah paru. Sedangkan di otak terjadi kerusakan sel otak yang dapat menimbulkan kematian atau gejala sisa pada kehidupan bayi selanjutnya.

Pemeriksaa diagnostik

  • PH tali pusat : tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status parasidosis, tingkat rendah menunjukkan asfiksia bermakna.
  • Hemoglobin/ hematokrit (HB/ Ht) : kadar Hb 15-20 gr dan Ht 43%-61%.
  • Tes combs langsung pada daerah tali pusat. Menentukan adanya kompleks antigen-antibodi pada membran sel darah merah, menunjukkan kondisi hemolitik.

Diagnasa keperawatan asfiksia

  • Gangguan pemenuhan kebutuhan O2, pertukaran gas berhubungan dengan ekspansi yang kurang adekuat.
  • Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sekret dalam saluran bronkus.
  • Pola nafas tidak efektif b.d hipoventilasi/ hiperventilasi
Intervensi
  • Gangguan pemenuhan kebutuhan O2, pertukaran gas berhubungan dengan ekspansi yang kurang adekuat, yang ditandai dengan: pernafasan cuping hidung dan sianosis.
Intervensi: Beri penjelasan pada keluarga tentang penyebab sesak yang dialami oleh pasien. Atur kepala bayi dengan posisi ekstensi, Batasi intake per oral bila perlu dipuasakan, Longgarkan jalan nafas, Observasi tanda-tanda kekurangan O2, Hangatkan bayi dalam incubator, Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian O2.
Kriteria hasil : sianosis (-)
Bayi bernafas secara normal dan teratur
Perbaikan tonus otot atau bergerak aktif
medis menunjukkan peningkatan kapasitas ventilasi dan pertukaran gas
  • Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sekret dalam saluran bronkus.
Intevensi: Beri penjelasan kepada keluarga tentang penyebab pola nafas bayi yang tidak normal dan teratur, apabila bayi mengalami sukar bernafas dilakukan rangsangan taktil dengan menepuk-nepuk atau menyentil telapak kaki bayi atau menggosok-gosok punggung bayi sambil memberikan oksigen, lakukan hisap lendir di saluran napas (hidung dan mulut)
Kriteria hasil : Bayi bernafas secara teratur,Warna kulit normal
  • Pola nafas tidak efektif b.d hipoventilasi/ hiperventilasi
Intervensi: Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan melakukan pengisapan lender, pantau status pernafasan dan oksigenasi sesuai dengan kebutuhan, Auskultasi jalan nafas untuk mengetahui adanya penurunan ventilasi, Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan AGD dan pemakaian alat bantu nafas, Siapkan pasien untuk ventilasi mekanik bila perlu.
Kriteria hasil : Pasien menunjukkan pola nafas yang efektif, ekspansi dada simetris, tidak ada bunyi nafas tambahan, kecepatan dan irama respirasi dalam batas normal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar